Quantcast
Channel: Fokus Aceh
Viewing all 127 articles
Browse latest View live

Alhamdulillah, Wanita Asal Amerika Ini Memeluk Islam di Banda Aceh

$
0
0
Emma Wei, gadis asal California, Amerika Serikat, Jumat (27/6) kemarin memutuskan memeluk Islam dengan mengucap dua kalimah syahadat yang dibimbing Ustad Drs Syaifuddin di Masjid Taqwa, Gampong Seutui, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.

Gadis keturunan Taiwan yang lahir 6 Februari 1993 ini, mendapat hidayah Allah SWT ketika dirinya sering mendengar kata-kata basmalah (ucapan pembukaan Bismillah) yang keluar dari mulut rekan-rekannya yang dia kenal di salah satu pusat kebugaran gym kawasan Neusu Aceh, Banda Aceh.

Karena penasaran, sehingga Emma Wei menanyakan makna dari kata-kata tersebut. Didampingi dua rekannya Yulizar dan Khasmuriadi alias Ade, Emma mengaku kagum ketika tahu makna kata-kata itu, ternyata mengingat sang pencipta. Pasalnya gadis yang dulunya bekerja di satu yayasan di kawasan Geucue Kompleks dan bergerak di bidang kepedulian terhadap anak, mulai pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya itu, pernah meyakini kepercayaan agnostik, yakni sebuah aliran yang tidak mengakui agama. Tapi, mengaku adanya tuhan. 

Ia mengaku selama di Aceh, kaum muslim, terutama rekan-rekannya yang dia kenal di Radja Gym dilihat cukup sopan dan memiliki akhlak baik dan sering mengajaknya bicara, meski mereka mengetahui dirinya seorang nonmuslim. 

Bahkan mereka, sebutnya bersedia membantu, bila ada hal-hal yang diperlukan dalam suatu pekerjaan atau kendalam selama berada di Aceh. Lalu, lanjutnya, kekaguman lainnya yang dirasakan Emma Wei yang kini berganti nama Annisa Humaira itu saat melihat kaum muslimin melaksanakan shalat berjamaah dan dalam lima waktu. Lalu suara azan dan pengajian merupakan lantunan yang diakui membuat hatinya tenang. 

Selama berada di Aceh, Annisa mengaku sama sekali tidak takut. Hal itu dikarenakan perlakuan teman-temannya dari muslim begitu baik dan sangat menghargainya. Proses pensyahadatan yang dipandu ustad Syaifuddin. Pensyahadatan itu juga ikut disaksikan Kadis Syariat Islam (DSI) Banda Aceh, Mairul Hazami, Keuchik Gampong Seutui, Syaiful Banta SE Ak, Camat Baiturrahman, M Rizal SSTP serta unsur Muspika lainnya.(mir)

sumber: tribunnews

Juni, Lalu Lintas ke Darussalam Dialihkan

$
0
0
* Pekan Depan Sp Surabaya Ditutup 

BANDA ACEH - Info penting bagi yang sehari-hari menggunakan akses jalan jembatan lamnyong ke darussalam maupun sebaliknya. Arus lalu lintas (Lalin) dari Banda Aceh menuju Kopelmas Darussalam mulai awal Juni 2016 dialihkan. Pengalihan tersebut dilakukan dalam rangka pembangunan Jembatan Lamnyong, khususnya pengerjaan underpass (jalan bawah tanah) Rukoh-Limpok, oleh PT Waskita Karya Tbk. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada 23 Desember 2016.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, dan Telematika (Dishubkomintel) Aceh, melalui Kepala Seksi Pengawasan Keselamatan dan Bimbingan Sarana (PKBS) Bidang Perhubungan Darat, Nizarli SSit MT kemarin mengatakan, penutupan jalan itu berdasarkan hasil rapat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Aceh pada 25 Mei di Kantor Dishubkomintel Aceh.

Menurutnya, pengalihan arus lalu lintas dilakukan agar pembangunan underpass Rukoh-Limpok dapat terwujud sesuai rencana. Katanya, masyarakat yang datang dari arah Lamnyong menuju Darussalam, tidak bisa melewati jalan menurun setelah jembatan, sebab area tersebut bakal ditutup. Setelah melewati Jembatan Lamnyong, pengendara harus berbelok kiri ke Jalan Inspeksi dan jalan lurus ke arah mushalla di sebelah kanan jalan. “Di sebelah mushalla, akan dijumpai dua jembatan, yaitu jembatan lama tepat di sebelah mushalla, dan jembatan baru dengan ukuran lebih lebar yang dibangun pelaksana proyek. Kedua jembatan tersebut dapat digunakan masyarakat yang akan menuju Darussalam maupun Rukoh,” jelasnya.

Setelah melewati jembatan tersebut, masyarakat yang menuju Rukoh dapat berbelok ke kiri, sedangkan yang akan menuju ke Darussalam berbelok kanan. Sementara masyarakat dari arah Darussalam menuju ke Lamnyong, kata Nizarli, diminta berbelok kiri ke arah Limpok, dan belok kanan memutar ke arah jembatan Lamnyong.

Ditutup Pekan Depan      
Di bagian lain, Nizarli SSit MT mengatakan, pihaknya mulai minggu depan akan menutup sebagian Jalan Tgk Chik Ditiro (Simpang Surabaya-Peuniti), untuk pembangunan Fly Over Simpang Surabaya mulai minggu depan. Penutupan tersebut berlaku pada kedua jalur, yaitu Simpang Surabaya-Peuniti maupun sebaliknya. 

Menurut Nizarli, hal tersebut dilakukan karena kawasan tersebut masih dipenuhi utilitas PDAM dan PLN, dan masalah pembebasan tanah. Sebutnya, proyek fly over harus terus berjalan. Sejumlah utilitas di area proyek itu harus dibersihkan, begitu juga dengan tanah yang belum dibebaskan harus dituntaskan segera. “Area yang ditutup yaitu dari Gedung Keuangan Peuniti hingga toko ponsel di ujung Simpang Surabaya,” katanya.(fit)

Amerika Siap Tampung 17 Pengungsi Rohingya Di Aceh Utara

$
0
0
Amerika Serikat memastikan akan menampung 17 pengungsi rohingya yang setahun lebih tinggal di barak penampungan Desa Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara. Sebelumnya, tiga Rohingya di Aceh Utara lainnya juga telah diberangkatkan ke Kanada, negara ketiga yang mau menampung pengungsi asal Myanmar tersebut.


Kasi Wasdakim Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Albert, Minggu (25/9) menyebutkan, yang memfasilitasi para pengungsi Rohingya ini untuk bisa ditampung negara ketiga adalah IOM dan UNHCR. Pada awal tahun 2016 lalu, ada tiga rohingya di Aceh Utara yang sudah berangkat ke Kanada. Lalu, baru-baru ini pihaknya kembali mendapatkan informasi, kalau Amerika Serikat juga sudah bersedia menampung 17 Rohingya yang ada di Aceh Utara, meskipun keberangkatan ke-17 Rohingya tersebut dilakukan dalam dua tahap.

Tahap pertama, kata dia, sebanyak delapan orang telah diberangkat ke tempat penampungan imigran Sumatera Utara, sekitar dua pekan lalu. Di penampungan tersebut, para Rohingya akan dibekali berbagai hal sebelum berangkat ke Amerika Serikat. Tahap kedua, sebanyak sembilan rohingya, terjadwal awal Oktober ini juga akan dibawa ke penampungan imigran di Sumatera Utara. “Sedangkan berapa lama berada di penampungan di Sumatera Utara, sebelum berangkat ke Amerika Serikat, kita tidak tahu, karena posisi Rohingya tersebut itu sudah menjadi tanggung jawab imigrasi Sumatera Utara,” ulasnya.

Sehingga untuk sekarang ini Rohingya yang masih tersisa di shelter Blang Adoe, hanya 60-an orang. “Bagaimana penanganan lanjutan terhadap Rohingya yang tersisa tersebut kita belum tahu. Apakah sudah ada negara ketiga yang siap menampung, kita belum mendapatkan informasi. Untuk aktivitas mereka di shelter tetap berjalan seperti biasa, berupa peningkatan keterampilan dan lainnya,” demikian Abert.

Untuk diketahui, kapal bermuatan 500 lebih imigran gelap asal Myanmar dan Bangladesh terdampar di perairan Desa Meunasah Sagoe, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, Minggu, 10 Mei 2015 sekitar pukul 05.30 WIB. Selanjutnya Rohingya dipindahkan ke shelter Blang Adoe Aceh Utara, sedangkan warga Bangladesh dideportasi secara bertahap.(bah)

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/09/26/amerika-tampung-17-rohingya-aceh-utara

Mantap, Aceh Akan Operasikan Kereta Api Mulai November 2016

$
0
0
Kabar gembira bagi kita semua, Terutama Masyarakat Kabupaten Aceh Utara, mereka menyambut gembira rencana beroperasinya Kereta Api rute Krueng Geukuh dan Bungkah di kecamatan Dewantara. Hal ini dibenarkan Camat Dewantara, Drs Amir Hamzah kepada Waspada Online, Senin (26/9).


Kereta api akan beroperasi mulai 1 November 2016 mendatang. Jadwalnya akan dikoordinasikan dengan Pemkab Aceh Utara. Pertemuan juga telah dilakukan bersama Kepala Balai Perkereta Apian Wilayah Sumbagut di aula camat,” ujarnya.

Dalam pertemuan yang digelar pada Selasa (19/9) lalu, turut melibatkan Deputi Vice Presiden PT KAI Drive I Sumut Takdir Santoso, Kepala Humas PT KAI Drive I Rapindo, sejumlah Geuchik, dan tokoh masyarakat. Pihaknya yakin dan percaya bahwa pada 1 November nanti kereta api tersebut dioperasikan.

“Insyaallah, kita yakin pada 1 November mendatang kereta api ini akan aktif untuk dioperasikan. Kita juga terus berkoordinasi dengan pihak Managemen PT KAI Sumbagut untuk peresmiannya nanti, yang jelas Bupati Aceh Utara serta berbagai komponen lainnya tetap hadir menyaksikan peresmiannya nanti,” ujar Amir.

Dijelaskan, pengoperasian kereta api Perintis Aceh jenis KDRI-3 08210 ini dengan rute Krueng Geukuh, Bungkah, Krueng Mane untuk tahap pertama jangkauannya hanya berkisar 11. 35 KM. Kendati demikian, kereta api ini nantinya sangat bermanfaat untuk masyarakat dan siapa saja.

Ia berharap dengan hadirnya transportasi ini kepada masyarakat, agar dapat mematuhi rambu-rambu yang dipasang pada titik-titik tertentu.(wol/chai/data2)

Editor: SASTROY BANGUN
sumber : http://waspada.co.id/aceh/kereta-api-aceh-beroperasi-1-november/

Inilah Sejumlah Proyek Infrastruktur Yang Sedang dibangun di Aceh

$
0
0
Direktorat Jenderal Bina Kontruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyerahkan satu unit Mobil Training Unit (MTU) atau Unit Pelatihan Keliling kepada Pemerintah Provinsi Aceh. MTU ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi para tenaga kerja konstruksi lokal di wilayah Aceh dan akan dioptimalkan untuk mengejar target sertifikasi kepada para tenaga kerja konstruksi terampil di Indonesia sebanyak 500.000 orang dan 200.000 teknisi bersertifikat, hingga 2019.

“Kami sebarkan MTU ini ke seluruh Provinsi di Indonesia untuk melibatkan masyarakat setempat membangun daerahnya sendiri, bukan hanya jadi penonton,” kata Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Yusid Toyib pada saat acara penyerahan satu unit MTU atau Unit Pelatihan Keliling kepada Provinsi Aceh, Senin (26/9/2016) di Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam.

Sekretaris Daerah Provinsi Aceh Dermawan mengatakan, apresiasinya atas penyerahan MTU dari Kementerian PUPR ini. “Kami akan memaksimalkan pemanfaatan MTU ini, mobil ini akan masuk ke pelosok-pelosok di Aceh lalu kita berdayakan masyarakat kita, untuk bekerja terlibat di pembangunan infrastruktur di provinsi ini. Dengan bekerja, masyarakat akan lebih produktif berpenghasilan, juga sehat”, ujar Dermawan saat menerima penyerahan MTU ini.

MTU yang berwujud “truk serba guna” ini merupakan kendaraan yang akan memberdayakan masyarakat setempat khususnya daerah pelosok perdesaan dan masyarakat di daerah yang berdekatan dengan kantong-kantong proyek atau basis tenaga kerja konstruksi.

Di dalam kendaraan MTU ini memiliki perlengkapan pelatihannya sebagai hardware, materi dan bahan ajar sebagai software, serta tenaga instruktur sebagai brainware. Tiga komponen ini tergabung dalam satu paket yang akan menjadi penggerak terselenggaranya pelatihan dan uji sertifikasi konstruksi.

Di tengah sedang masifnya pembangunan infrastruktur di Provinsi Aceh, kesiapan tenaga kerja konstruksi di Provinsi ini pun diharapkan tetap terjaga. “Semoga tidak ada pembangunan infrastruktur disini terhambat karena kekurangan tenaga kerja terampil ataupun tenaga ahli, sehingga harus impor dari daerah lain dan kita tidak lagi mendengar orang asing bekerja di lapangan”, ujarnya.

Proyek Infrastruktur Yang Sedang dibangun di Aceh

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan diantaranya Bendungan Paya Seunara di Kecamatan Suka Karya Kota Sabang, Bendungan Rajui Kecamatan Padang Tiji, Pidie, Bendungan Krueng Keureuto di Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Bendungan Rukoh di Kecamatan Titeue, Pidie, Bendungan Tiro di Kecamatan Tiro, Pidie serta Proyek Pembangunan Kawasan Industri Prioritas/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Percepatan infrastruktur Lhokseumawe.

Selain itu, sesuai rencana Perpres Nomor 117 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera, terdapat empat ruas tol Aceh yang akan dibangun dan menjadi bagian dari 24 ruas tol Trans Sumatera, antara lain ruas Binjai—Langsa, Langsa—Lhoksemawe, Lhokseumawe—Sigli, dan Sigli—Banda Aceh. “Perencanaan Jalan Tol di Aceh ditargetkan akan rampung tahun 2016 ini”, ujarnya.

Sementara itu, Kepala Balai Material dan Peralatan Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR Tolhas Z Sidabutar mengatakan, MTU ini akan mengenalkan dan mengajarkan pola kerja efektif dan efisien keterampilan bidang batu, besi, dan kayu sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). “Sehingga dapat memberikan hasil optimal pada pembangunan infrastruktur yang berkualitas di Aceh,” ungkapnya.

sumber : http://www.suara.com/bisnis/2016/09/27/003829/inilah-sejumlah-proyek-infrastruktur-di-aceh

Kembangkan Berbagai Proyek, Banda Aceh Kerjasama Dengan Unsyiah & USM Penang

$
0
0
Pemko Banda Aceh terus berupaya dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka mengembangkan Kota Banda Aceh sebagai kota hijau.  Setelah membangun Hutan Kota Tibang bersama BNI dan menghadirkan Ruang Terbuka Hijau di sejumlah titik lokasi dalam wilayah Kota Banda Aceh, kali ini Pemko kembali merajut kerjasama dengan lembaga Pendidikan, yakni dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Universitas Sains Malaysia (USM) Pulau Penang.

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal dengan Dekan School of Housing, Building and Planning Universitas Sains Malaysia, Prof Dr Aldrin Abdullah serta Dekan Fakultas Teknik Unsyiah, DR. Mirza Irwansyah memnadatangani MoU kerjasama mengembangkan RTH Banda Aceh, Senin (26/9/2016) di ruang rapat Wali Kota Banda Aceh. | Foto: HumasPemko Banda Aceh

Jalinan kerjasama ini ditandai dengan penandatangan MoU oleh Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal dengan Dekan School of Housing, Building and Planning Universitas Sains Malaysia, Prof Dr Aldrin Abdullah serta Dekan Fakultas Teknik Unsyiah, DR. Mirza Irwansyah, Senin (26/9/2016) di ruang rapat Wali Kota Banda Aceh. Penandatangan MoU ini turut disaksikan Kepala Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh,  Jalaluddin  dan Kepala PU Kota Banda Aceh, Samsul Bahri.

Wali Kota BandaAceh, Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan, kerjasama yang melibatkan Lembaga Pendidikan yakni USM dan Unsyiah ini diyakini dapat menghasilkan master plan untuk Kota Banda Aceh yang lebih terintegrasi.

“Kita sudah miliki konsep waterfront city, sudah bangun bantaran sungai dari Syiah Kuala, Hutan Kota dan pengembangan pantai Ulee Lheue, tapi belum terintegrasi. Nah, dengan kerjasama ini kita harap akan melahirkan master plan yang lebih terintegrasi sehingga kedepan akan lebih terarah dan terukur programnya,” ungkap Illiza.

Dalam kesempatan tersebut, Illiza menyampaikan ucapan terima kasih kepada USM dan Unsyiah. Illiza berharap kerjasama ini akan terus berlanjut, dan bukan hanya sebatas kerjasama dibidang lingkungan saja tapi juga untuk bidang-bidang lainnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, DR Mirza Irwansyah menyambut baik kerjasama tersebut karena memberi kesempatan kepada mahasiswa Unsyiah untuk exchange student dan transfer kredit antara Fakultas Teknik Unsyiah dengan pihak School ohf Housing, Building and Planning Universitas Sains Malaysia.

“Sementara Pemko dapat mengembangkan desain Hutan Kota Tibang dari kerjasama ini, karena nantinya akan melahirkan master plannya,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Prof. Dr. Aldrin Abdullah yang mengaku sangat berminat dengan kerjasama ini. Katanya kerjasama ini sangat penting karena memberi peluang bagi mahasiswa USM, Penang Malaysia untuk mengembangkan kemampuannya terkait dengan ilmu Lanscape di sebuah kawasan yang baru.

“jadi kami berharap, apa yang didapatkan oleh mahasiswa kami nanti akan dibentangkan pada bulan 12 nanti di Penang. Semua mahasiswa nanti kita jemput dan kita juga undang warga perwakilan Banda Aceh untuk melihat apa yang dihasilkan mahasiswa kami. Jadi dalam tempo beberapa hari mereka akan mengumpul data untuk membentuk master plannya,” ungkap Prof Dr Aldrin.

Salah-satu mahasiswi USM Penang Malaysia, Nurul Nadia mengaku senang dapat terlibat dalam kerjasama ini. Menurutnya kerjasama antara USM, Unsyiah dan Pemko Banda Aceh dapat memberi ilmu baru bagi dirinya dan teman-teman tentang landscape. [din]

sumber : habadily

Gubernur Serahkan Innova Untuk Operasional Delapan Dayah di Aceh

$
0
0
BANDA ACEH - Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, menyerahkan bantuan mobil operasional jenis Toyota Innova untuk delapan dayah di Aceh. Penyerahan bantuan diterima para pimpinan kedelapan dayah yang juga para ulama kharismatik di Aceh itu berlangsung di Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh, Selasa (27/9).


“Gunakan sebaik-baiknya, khususnya untuk operasional dayah dan bagi santri di sana,” pesan Gubernur Zaini dalam sambutannya, sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang dikirim Humas Setda Aceh kepada Serambi tadi malam.

Gubernur menyebutkan sejarah Aceh tak lepas dari peran ulama yang ikut membangun negeri ini. Tanpa bantuan ulama, fungsi pemerintah tak cukup (tidak bisa memakmurkan negeri), dan dirinya berjanji akan terus memperhatikan dayah-dayah di Aceh, sehingga pendidikan agama di daerah ini bisa lebih baik lagi.

Kepala Badan Pembinaan dan Pendidikan Dayah (BPPD), Bustami Usman, menyebutkan Pemerintah Aceh sudah merencanakan untuk pengadaan bantuan mobil operasional kepada para pimpinan dayah itu sejak tahun lalu. Namun, kata Bustami, keterbatasan anggaran membuat hal itu belum lagi terwujud. Karena itu, baru melalui APBA Perubahan tahun 2016, pengadaan mobil operasional bagi para ulama baru terlaksana. “InsyaAllah tahun depan kita akan programkan untuk dayah-dayah lain,” sebutnya.

Sementara itu, Pimpinan Dayah Ummul Ayman, Waled Nurzahri, menyebutkan, penyerahan mobil operasional kepada dayah sebagai bentuk kepedulian pemerintah atas keberadaan dayah di Aceh. “Kami tidak melihat dari nilai mobilnya, tapi lebih kepada kepedulian gubernur. Alhamdulillah. Kami sangat berbangga,” ujar Waled Nurzahri yang juga berjanji bersama para ulama lainnya akan mengunakan mobil tersebut untuk kepentingan dayah serta kepentingan dakwah di Aceh. (rel/dan)

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/09/28/gubernur-serahkan-innova-operasional

Aceh Selatan Berlakukan Isolasi Wilayah (Lockdown) Sampai 29 Mei!

$
0
0
Pemerintah Aceh Selatan memberlakukan isolasi wilayah atau lockdown sampai 29 Mei 2020 terkait penyebaran virus corona (Covid-19) yang semakin meluas.

Hal itu disampaikan Sekda Aceh Selatan H Nasjuddin SH MM seusai rapat dengan Tim Gugus Aceh Selatan di Ruangan Kantor Bupati Aceh Selatan, Jumat (27/03/2020).

Rapat tersebut turut dihadiri Plt Bupati Aceh Selatan Tgk Amran.
Sekda Aceh Selatan, H Nasjuddin SH MM

"Hal ini dilakukan supaya memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 di Aceh Selatan. Lockdown ini dilakukan mulai hari ini sampai tanggal 29 Mei 2020. Diharapkan kepada masyarakat hindari tempat-tempat keramaian untuk siswa dan siswi tetap belajar di rumah," kata Nasjuddin.

Sekda berharap kepada masyarakat Aceh Selatan untuk tidak panik dengan berita-berita tentang wabah virus Corona yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan lebih banyak berdiam diri di rumah saja hindari kerumunan atau tempat - tempat keramaian.

"Sesuai status darurat yang di keluarkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh mengenai Covid 19 ini makanya untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid 19 ini Pemkab Aceh Selatan melakukan lockdown ini bisa diperpanjang dan juga bisa di perpendek," paparnya.

Lockdown ini diberlakukan, lanjut Sekda, agar menghindari kerumunan dan keramaian untuk mencegah penyebaran Covid 19.

Untuk aktivitas para petani dan nelayan tetap berjalankan seperti biasa.

"Diharapkan kegiatan-kegiatan seperti hari pekan, kenduri atau resepsi nikah kawin untuk sementara waktu ditunda terlebih dahulu," pesannya.

Untuk itu, diharapkan juga kepada masyarakat Aceh Selatan tetap menjaga kesehatan diri dan lingkungan dengan cara membersihkan lingkungan dan tempat tinggal serta mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.

Setiap tamu yang dari luar, lanjut Sekda, wajib melapor kepada keuchik di wilayah masing-masing.

Kalau ada warga dari luar daerah yang kembali ke desanya agar melapor ke keuchik atau ke petugas gampong yang telah dibentuk agar mereka yang baru pulang dapat melakukan isolasi mandiri atau ke tempat yang khusus.

"Pemkab Aceh Selatan terus membuka Posko di perbatasan-perbatasan untuk mencegah merebaknya virus Covid 19 ini," pungkasnya.(*)

sumber : https://aceh.tribunnews.com/2020/03/27/breaking-news-mulai-hari-ini-aceh-selatan-berlakukan-lockdown-sampai-29-mei

Corona Merebak, MPU Aceh Bolehkan Ganti Shalat Jumat dengan Zuhur di Rumah

$
0
0
Majelis Permusyiawaratan Ulama Aceh, menerbitkan Taushiyiah Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan ibadah dan kegiatan sosial keagamaan lainnya dalam kondisi darurat.

Dalam putusannya, MPU menetapkan tujuh putusan.

Salah satu di antaranya adalah, memperbolehkan umat untuk tidak Shalat Jum’at di Masjid dan menggantinya dengan Shalat Dzuhur di rumah.


Taushiyah tersebut diterbitkan oleh MPU Aceh, setelah menggelar Rapat Pimpinan Khusus MPU Aceh, sejak Selasa (31/3/2020).

Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekretariat MPU Aceh Murni, diruang kerjanya, Selasa (31/3/2020).

“Ada tujuh putusan yang dihasilkan dalam Rapat Pimpinan Khusus MPU Aceh.

Di poin kedua putusan itu menyebutkan, bahwa seorang muslim boleh tidak melakukan shalat berjama’ah di masjid-masjid, meunasah atau mushalla dan tidak melaksanakan Shalat Jum’at berjama’ah

tetapi menggantinya dengan Shalat Dzuhur di kediaman masing-masing,” ujar Murni.

Berikut ini adalah tujuh poin putusan hasil Rapat Pimpinan Khusus MPU Aceh, yang ditetapkan tanggal 31 Maret 2020.

Pertama, Setiap muslim wajib berikhtiar menjaga dan menjauhkan dirinya dari wabah penyakit menular dengan senantiasa beribadah, berdzikir dan berdo’a serta memperhatikan petunjuk medis.

Kedua, Dalam hal dan keadaan wabah penyakit (Covid-19) dengan potensi menular yang semakin merebak dan meluas secara pasti (Muhaqqaq) dan

berdasarkan petunjuk medis serta ketetapan pemerintah,

seorang muslim boleh tidak melakukan shalat berjama’ah di masjid-masjid, meunasah atau mushalla dan

tidak melaksanakan Shalat Jum’at berjama’ah tetapi menggantinya dengan Shalat Dzuhur di kediaman masing-masing.

Ketiga, Setiap pengurus Masjid, Meunasah dan Mushalla tetap mengumandangkan Azan pada setiap waktu shalat fardhu dengan lafadz yang ma’ruf.

Keempat, Masjid yang melaksanakan shalat berjama’ah dan shalat Jum’at berdasarkan pertimbangan kemaslahatan di tempat itu,

wajib memperhatikan prosedur medis dan protokol kesehatan seperti jarak antar jama’ah (physical distancing) dan lain-lain.

Kelima, Masyarakat diminta tidak mengadakan dan melakukan acara-acara keramaian berupa tasyakkuran, kenduri, tahlil dan samadiah, zikir/rateb bersama, dan lain-lain sampai dengan dicabutnya kondisi darurat.

Keenam, Mengingat situasi wabah penyakit yang terus merebak, maka masyarakat diimbau tidak melakukan perjalanan keluar daerah, dan

yang berada di perantauan tidak kembali ke Aceh, kecuali karena sangat mendesak dan bersedia di karantina oleh pemerintah.

Ketujuh, Masyarakat diminta untuk mematuhi instruksi dan protokol yang ditetapkan oleh pemerintah dalam menghadapi wabah penyakit (epidemik) Covid-19,

termasuk tidak keluar rumah pada waktu pemberlakuan jam malam dan tetap menjaga jarak aman di tempat keramaian (social distancing).

Taushiyah nomor 4 tahun 2020 ini ditandatangani langsung oleh Ketua MPU Aceh Tgk HM Daud Zamzami, serta tiga Wakil Ketua MPU lainnya, yaituTgk H Faisal Ali, Tgk H Muhibbuththabary dan Tgk H Hasbi Albayuni.

Murni berharap, masyarakat menjadikan Taushiyah MPU Aceh ini sebagai pegangan dalam menjalankan ibadah dan kegiatan sosial keagamaan di tengah-tengah masyarakat.

“Mari bersama kita patuhi dan laksanakan hasil putusan ulama-ulama kita ini dalam beribadah dan berkegiatan sosial keagamaan lainnya, di masa mewabahnya Covid-19 ini.

Meski di rumah, tetaplah beribadah dengan khusyuk bersama kita hambat dan cegah Covid-19 ini dengan mematuhi imbauan pemerintah.

Tetap berperilaku hidup sehat, teruslah berdo’a dan memohon agar Allah menghentikan dan menghilangkan wabah ini,” pungkas Murni. (*)

sumber : https://aceh.tribunnews.com/2020/03/31/breaking-news-mpu-aceh-perbolehkan-ganti-shalat-jumat-dengan-shalat-zuhur-di-rumah

Kue, Minuman & Makanan Khas Aceh dan Keunikannya (29 List)

$
0
0
Aceh, yang dikenal sebagai Kota Serambi Mekah, provinsi yang terkenal dengan adat dan budayanya yang kaya dan unik. Ini juga tercermin dari kekayaan kuliner Aceh yang digemari di nusantara.

Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatra dan merupakan provinsi paling barat Indonesia. Sehingga memiliki ciri khas keunikan tersendiri yang tidak ada di provinsi lainnya. Termasuk dari segi kuliner.



Lalu, apa makanan khas Aceh yang dimaksud? Tenang saja, kali ini kami akan memberikan Anda informasi tentang makanan Aceh yang terkenal yang terkenal dan pastinya lezat.

Masakan Tradisional Aceh


1. Mie Aceh

Salah satu ikon makanan Aceh yang paling terkenal adalah Mie Aceh, sampai Indomie membuatkan produk varian mie instan mie goreng Aceh.  Mie Aceh tersedia dalam dua jenis, Mie Goreng Aceh (goreng dan kering) dan Mie Aceh Kuah (basah). Biasanya ditaburi bawang goreng dan disajikan dengan keripik, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis.

Bagi Anda yang tidak tahu, Mie Aceh adalah kuliner yang memiliki banyak penggemar.

Karena itu, sudah banyak pedagang dari Aceh yang bermigrasi ke daerah lain untuk berjualan kuliner yang satu ini.

2. kuah Asam Keueung (Asam Pedas)

Bagi pecinta kuliner, makanan tradisional Aceh ini adalah keharusan bagi daftar favorit Anda. Keueung asam sendiri berarti pedas asam, dan seperti namanya, makanan Aceh ini memiliki rasa pedas dan asam yang menyegarkan, lho.

Mengapa dinamakan demikian? Karena makanan ini berbahan dasar “Asam Sunti”, yaitu belimbing wuluh yang dikeringkan, lalu diolah dengan ikan hasil laut (bisa juga dengan ikan air tawar).

Membuat masakan ini berasa asam campur pedas gimana gitu. Yang pasti dijamin enak dan akan membuat kamu ketagihan.

3. Kuah Sie Itek  (Kuah daging bebek)

Masakan khas Aceh terkenal dengan kuah dan rempah-rempahnya yang lezat. Termasuk hidangan yang satu ini, kuah sie Itek. Makanan yang terbuat dari bebek atau daging bebek telah menjadi makanan yang sangat diidolakan oleh masyarakat Aceh.

Dengan bumbu khusus dan metode memasak yang membuat daging bebek tidak bau, membuat masakan kari yang berasal dari daerah Bireun banyak dicari oleh pecinta kuliner yang mengunjungi Aceh.

Kuah bebek sie juga umumnya hadir dalam dua varian, yaitu: masak merah dan putih. Saus merah matang memang merah, karena salah satu bahan utamanya adalah cabai merah.

Sedangkan sic itek putih lebih seperti masakan opor di Jawa, berwarna pucat, dan tidak pedas. Beberapa orang menyebut sie itek putih yang dimasak ini sebagai kurma. Bahkan, hidangan ini tidak menggunakan kurma sebagai bahan atau bumbu.

4. Rujak Aceh 

Ingin makan kuliner Aceh yang menyegarkan? Rujak Aceh jawabannya. Terbuat dari sagu yang biasa ditemukan di Aceh dan disiram dengan saus rujak, camilan khas Aceh ini juga sering disajikan dingin dengan es parut untuk membuatnya lebih menyegarkan!

5. Ungkot Keumamah (Ikan Kayu)

Ungkot Keumamah adalah makanan khas Aceh yang terbuat dari ikan tongkol yang sebelumnya telah direbus dan dikeringkan. Masakan Aceh ini kemudian diolah menggunakan santan , kentang, cabai hijau, dan aneka bumbu untuk menghasilkan rasa yang menarik dan menggoda.

6. Martabak Aceh
Makanan populer berikutnya dari Aceh adalah Martabak Aceh. Terbuat dari roti cane sebagai kulitnya, menjadikan martabak ini berbeda dari martabak pada umumnya. Dengan rasa gurih dan sedikit pedas, kuliner khas Aceh ini bisa menjadi camilan yang tepat untuk menemani Anda menyeruput kopi. di pinggiran harga martabak dengan satu telus masih ada yang jual 5000.
7. Kopi Aceh

Salah satu kopi khas nusantara yang telah terkenal dengan popularitasnya ke mancanegara adalah kopi dari Aceh. Memiliki rasa dan aroma yang kuat, kopi khas Aceh sangat mudah ditemukan di kedai kopi di Aceh.

8. Sate matang 
Sate matang adalah masakan khas Aceh, tepatnya dari Wilayah Matang. Apa yang membuat masakan tradisional Aceh ini berbeda dari sate lainnya adalah bahannya berupa daging sapi atau daging kambing yang ditutupi dengan bumbu spesial Aceh sebelum dibakar.

Makanan khas daerah Matang juga disajikan dengan saus soto yang lezat sehingga semakin menggoda untuk disantap.
9. kuah Pliek u
Nanggroe Aceh: Resep Kuah Pliek U Khas Aceh
Kuah Pliek U adalah makanan tradisional, sejenis santan yang khas daerah Aceh.

Sekilas makanan yang satu ini hampir mirip dengan kari, hanya saja isinya sayur dan sausnya dibuat dari rempah-rempah pilihan.

Kuah Pliek U adalah makanan tradisional yang cukup terkenal di daerah Aceh, terutama di pantai timur Aceh. Selain dikonsumsi setiap hari, Kuah Pliek U juga sering disajikan pada acara-acara tertentu dan merupakan salah satu menu spesial yang disukai oleh penduduk di sana.

Dikatakan bahwa Kuah Pliek U telah menjadi makanan favorit rakyat Aceh sejak dahulu kala.

Nama kuah Pliek U diambil dari salah satu bahan dasar dalam membuat makanan ini, yaitu "Pliek U" atau lebih dikenal dengan Patarana.

Pliek u sendiri adalah sisa kelapa yang sudah diperas minyaknya.

Di masyarakat pedesaan Aceh, minyak kelapa biasanya digunakan sebagai minyak goreng yang disebut "Minyeuk Reutik". Sedangkan sisanya atau ampasnya dijemur di bawah sinar matahari dan dibuat pliek u. Pliek U kemudian menggunakan komunitas sebagai bahan dasar Saus Pliek U.

Salah satu keunikan dari makanan ini adalah penggunaan pliek u pada bumbu. Penggunaan pliek u ini akan memberikan aroma yang lezat dan memberikan rasa yang unik pada kaldu.

10. Ayam Tangkap
Makanan khas Aceh yang layak Anda cicipi selanjutnya adalah Ayam tangkap. Terbuat dari potongan ayam goreng, ciri khas kuliner Aceh ini adalah daun temuruh dan cabai hijau yang digoreng dengan ayam dan ditaburi bawang goreng. Tentunya kuliner Aceh ini akan memberi sensasi berbeda dalam menyantap ayam goreng.

11. Sanger (sama-sama ngerti, kopi susu versi hemat)
Sanger adalah minuman khas Aceh yang sekilas terlihat seperti kopi susu pada umumnya. Tetapi resep dan komposisi susu kental manis , kopi, dan gula dalam minuman tradisional Aceh diyakini sangat berbeda dan tepat sehingga menyajikan rasa lezat yang khas.

12. Adee (Bikang)
Kue tradisional Aceh yang hanya dapat ditemukan di Aceh, terutama di Kabupaten Pidie Jaya, adalah kue bertekstur lembut dan legi dengan rasa manis. Cocok untuk jadikan cemilan sore hari menikmati kopi sampbil makan kue adee. Makanan tradisional Aceh ini juga bisa menjadi oleh-oleh alternatif dari Aceh untuk kerabat Anda, lho.

13. Kue Timphan 
Varian kue tradisional Aceh berikutnya adalah Timphan. Timphan yang memiliki tekstur kenyal dan diproses dengan membungkusnya dalam daun pisang muda adalah kuliner khas Aceh yang sering ditemukan saat Idul Adha atau Idul Adha, lho.

14. Lepat
Terbuat dari tepung ketan diisi dengan gula merah dan dibungkus dengan daun pisang dan taburan kelapa parut di tengah, Lepat adalah makanan khas Aceh yang sering ditemukan selama perayaan komunitas Gayo. Rasa unik dari masakan tradisional Aceh tentu saja merupakan keharusan bagi Anda untuk mencicipi ketika Anda berkesempatan ke Aceh.

15. Jadah Lemang 
Kuliner ini terbuat dari beras ketan dan santan adalah makanan khas Aceh Singkil. Memiliki rasa yang gurih, Jadah Lemang yang dimasak menggunakan bambu sangat cocok dipadukan dengan lauk seperti rendang dan juga termasuk kuliner yang sering disajikan saat perayaan Idul Adha dan Idul Adha.

16. Kue Kembang Loyang 
Kembang Loyang adalah kuliner khas Aceh Tamiang yang juga kerap meramaikan berbagai perayaan dan perayaan hari rakyat Aceh. Memiliki bentuk yang sangat khas, makanan khas tepung berbasis Aceh ini memiliki rasa manis dan renyah yang membuat Anda tidak bisa berhenti menikmatinya.

17. Boh romrom
Juga dikenal sebagai Kue Boh Duek Beudeh, Bohromrom adalah kue tradisional Aceh yang terbuat dari tepung beras ketan yang dilapisi kelapa parut. Sepintas, kue khas Aceh ini terlihat seperti Klepon, selain rasa dan penyajiannya yang mirip, yang membedakan dua kuliner khas nusantara ini adalah warna Bonromrom yang tidak hijau dan sedikit cokelat.

18. Kue Bhoi 
Hadir dengan berbagai bentuk menarik, Kue Bhoi adalah makanan Aceh yang populer dan populer. Selain sering menjadi pilihan oleh - oleh, kue Aceh ini juga sering menjadi paket hadiah pada upacara pernikahan Aceh.

19. Meuseukat
Makanan tradisional Aceh ini akan mengingatkan Anda pada dodol karena bentuk dan teksturnya yang serupa. Terbuat dari tepung dan nanas, Meseukat sekarang menjadi kuliner tradisional Aceh yang cukup sulit ditemukan.

20. Pacri Nanas
Makanan khas Aceh lainnya yang terbuat dari nanas adalah Pacri Pineapple. Dengan rempah-rempah seperti lada, kayu manis, kapulaga, adas bintang, cengkeh, cabai merah, dan juga bawang merah, masakan Aceh ini tidak hanya memiliki penampilan yang menarik tetapi juga rasa yang sangat unik untuk dicicipi.

21. Mie Jalak Sabang 
Selain mie Aceh, masih ada mie kuliner lain yang bisa dicicipi ketika mengunjungi Aceh. Mie Jalang Sabang adalah masakan khas Aceh Utara yang memiliki tekstur kenyal dan disajikan dengan kaldu gurih dengan topping potongan daging, telur rebus, dan tauge. 

22. Rujak Samalanga
Makanan khas Aceh berikutnya berasal dari daerah Bireun, Samalanga, Aceh. Dalam komposisi rujak Samalanga juga menggunakan buah - buahan yang umumnya ditemukan dalam rujak pada umumnya. Namun, bumbu dengan rasa asam yang seimbang, manis dan pedas membuat kesegaran dari makanan khas Aceh semakin menggoda, terutama saat cuaca sedang panas.

23. Kue Keukarah 
Dengan bentuknya yang unik dan teksturnya yang renyah, makanan khas Aceh ini cocok untuk dijadikan lauk untuk segelas kopi hangat di sore hari. Kue khas Aceh juga cocok sebagai pilihan oleh-oleh dari Aceh untuk kerabat Anda.

24. Tasak Telu
Tasak Telu adalah makanan khas Aceh Tenggara yang terbuat dari daging bebek yang direbus dengan berbagai bumbu sehingga menghasilkan rasa gurih yang khas. Salah satu ciri khas Tasak Telu adalah tekstur daging bebek yang empuk sehingga mudah dikunyah.

25. Pisang Sale
Pisang sale adalah makanan ringan khas orang Aceh yang telah ada sejak zaman kuno. Memiliki warna kecoklatan, Sale Pisang terbuat dari pisang yang dilapisi gula tebu dan diasapi. Rasa manis dari kuliner tradisional Aceh membuatnya sangat digemari. 

26. Sie Reuboh (Daging rebus) 
Sie Reuboh adalah salah satu warisan kuliner agung Aceh Besar dengan cita rasa khas Aceh. Terbuat dari daging sapi rebus dengan rempah-rempah Aceh, Anda dapat menikmati kuah Sie Reuboh dan daging sapi yang lembut.

27. Bubur Kanji Rumbi
Masakan khas Aceh sangat mudah ditemukan ketika Ramadan tiba. Terbuat dari beras Pulan yang ditumbuk dan direbus dengan rempah-rempah Aceh, Bubur Kanji Rumbi adalah masakan khas Aceh yang cocok untuk Anda dicicipi.

28. Daging Sapi Aceh 
Berbeda dengan dendeng sapi pada umumnya, yang terbuat dari daging sapi, makanan khas Aceh ini terbuat dari daging sapi yang diproses hingga kering. Dengan rasa gurih yang menggoda, panganan dari Aceh ini tidak hanya populer di kalangan masyarakat Aceh tetapi juga merupakan komoditas populer untuk oleh-oleh khas Aceh.
29. Kuah Beulangong (kuah belanga) Gulai Kambing (Gulee si kameng)
Tidak jauh berbeda dengan Kuah Pliek U sebelumnya, Gulee Sie Kameng sering ditemukan pada hari libur keagamaan dan perayaan acara-acara tradisional, meskipun sekarang juga dapat ditemukan di restoran di Aceh.

Gulee Sie Kameng juga dikenal sebagai Kuah Beulangong . Terbuat dari daging kambing, dilengkapi dengan nangka muda, pisang kepok, dan rempah-rempah yang diisi dengan rempah-rempah Aceh, yang membuat Gulee Sie Kameng ini aroma khas, daging empuk dan rasanya lezat. Menu yang satu ini akan lebih enak saat disantap saat masih panas.

Sangat kaya ya kuliner khas Aceh? Berencana untuk mampir ke Kota Serambi Mekah ini? Mari siapkan kebutuhan perjalanan Anda dan catat kuliner yang ingin Anda cicipi.

sumber : 
  • https://www.tokopedia.com/blog/travel-makanan-tradisional-khas-aceh/
  • https://zonamakan.com/makanan-khas-aceh/

5 Minuman Tradisional khas Aceh, Bisa Bikin Sendiri Lo!

$
0
0
Setiap wilayah di Indonesia memiliki kuliner khas masing-masing. Termasuk wilayah paling barat Indonesia ini yaitu Aceh. Aceh juga memiliki alam wisata yang cukup indah, anda akan kelelahan menjelajahi keindahan aceh seharian. Maka untuk menghilangkan penak, mari kita coba beberapa minuman khas Aceh yang mungkin bisa kamu coba bikin sendiri juga di rumah. Sekalian juga bikin makanannya, hmm maknyuss



Selain mie Aceh yang kelezatannya sudah terkenal di seantero negeri, nyatanya Aceh masih memiliki beragam makanan lain yang rasanya tak kalah enak, sebut saja sate matang, tangkapan ayam, salad Aceh, kue timpani dan banyak lagi. Namun, ulasan ini tidak akan membahas ragam kuliner yang membangkitkan selera, melainkan minuman tradisional Aceh yang rasanya sangat otentik. Ingin tahu?

5 Minuman Tradisional khas Aceh

Kopi Aceh
 
Kopi Aceh atau Kopi Gayo tidak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Sesuai namanya, biji kopi Aceh berasal dari dataran tinggi Gayo, Aceh. Penduduk lokal membagi kopi Aceh menjadi dua varian, yaitu kopi Arabika dan Robusta. Kopi Aceh memiliki aroma dan rasa yang khas, sangat digemari oleh para penikmat kopi domestik dan asing. Walaupun sudah bisa dinikmati di banyak kota besar di Indonesia, tetapi masih ada kesan berbeda jika Anda menikmati menyajikan kopi Aceh atau kopi Gayo di tanah asalnya.

Teh Tarik
 
Hidangan teh ini juga merupakan cara pembuatan yang unik, yang dituangkan dari satu gelas ke gelas lainnya dengan cepat seolah ditarik. Dalam prosesnya, air teh akan menjadi lebih keruh dan aroma akan mulai tercium. Selain itu, proses penarikan juga membantu mendinginkan suhu minuman dan memberikan lapisan busa lembut di atasnya. Teh tarik dapat ditemukan dengan mudah di hampir semua restoran di Aceh. Orang Aceh biasanya menyajikan aneka makanan ringan seperti roti canai, roti telur, atau roti pecah-belah untuk teman minum teh tarik.

Bandrek khas Aceh
Bandrek dan Bajigur | Ruang Baca
Bandrek adalah minuman yang terbuat dari air jahe dan dicampur dengan rempah-rempah lain seperti cengkeh dan lada. Minuman ini sebenarnya sangat terkenal di Indonesia.

Selain enak, minuman ini memiliki banyak manfaat. Bandrek adalah minuman tradisional Indonesia untuk menghangatkan tubuh. Dalam bahasa Aceh, bandrek disebut Ie Seureubet.

Namun, orang lebih mengenal istilah bandrek. Minuman, yang terdiri dari jahe dan rempah-rempah alami, memiliki banyak manfaat.

Itulah 5 minuman khas yang berasal dari provinsi Aceh. Beberapa minuman ini sebenarnya sangat populer, jadi Anda tidak perlu datang ke Aceh untuk menikmatinya.


Namun, bagi Anda yang memiliki kesempatan untuk datang ke Aceh, menikmati minuman ini di teras tanah Mekah bisa terasa lebih enak.

Sanger (sama-sama ngerti)
Kopi Sanger, Nuansa Cappucino Khas Aceh ~ Nusa Mania

Sepintas, sanger mirip dengan susu kopi atau cappuccino yang biasa Anda minum, tetapi rasanya sangat berbeda dengan kedua jenis minuman tersebut. Sanger atau Sanger Coffee, demikian orang menyebutnya, adalah kopi tarik atau kopi saring yang dapat Anda temukan di warung kopi di seluruh Aceh. Bagi pecinta kopi sejati, mereka tentu bisa mengetahui rasa berbeda dari kopi Aceh, kopi susu, dan kopi sanger ketika disajikan bersama.

Ie Boh Timon (Air buah timun)
Cara Membuat Jus Mentimun
ie boh timon adalah minuman khas Aceh dalam bentuk es mentimun yang dicukur. Minuman segar ini sering dikonsumsi oleh masyarakat Aceh selama bulan Ramadhan sebagai menu takjil untuk berbuka puasa dan gotong royong. Tapi tentu saja, Anda juga bisa mengkonsumsi yang satu ini kapan saja.

sumber :
  • https://magazine.job-like.com/minuman-tradisional-khas-aceh/
  • http://pensilaisyah.blogspot.com/2019/10/5-minuman-khas-aceh-enak-segar-serta.html

Korona, Tradisi Meugang Untuk Sambut Ramadan di Aceh Terganggu

$
0
0
Banda Aceh,  Meugang, sebuah tradisi yang telah menjadi warisan budaya masyarakat Aceh untuk menyambut bulan suci Ramadhan tahun ini dihadapkan pada situasi yang tidak biasa. Di tengah-tengah pandemi virus korona (Covid-19), tradisi ini diperkirakan tidak akan sesibuk tahun-tahun sebelumnya.


Tradisi meugang - yang telah ada selama ratusan tahun - identik dengan makan daging sapi atau kerbau bersama, yang diproses dengan berbagai hidangan. Untuk mengikuti tradisi itu, warga tidak peduli dengan melonjaknya harga daging hingga 50 persen dari harga normalnya.

Biasanya, H-4 sebelum Ramadhan tiba, penjual daging dadakan berbaris rapi di lokasi yang telah ditentukan oleh pemerintah setempat. Tapi selama sekitar satu minggu, tempat yang biasanya dipenuhi tukang daging dadakan masih kosong.

Tidak ada kerumunan orang yang mengemas lapak penjual daging. Begitu pula sebaliknya, jumlah penjual daging menurun drastis.

Kemudian, jika biasanya setiap pemerintah daerah di Aceh berlomba mengeluarkan surat banding tentang jadwal meugang, biasanya tiga hingga dua hari sebelum Ramadhan, sekarang berbalik. Beberapa pemerintah daerah telah mengeluarkan seruan untuk tidak memegang tradisi meugang.

Dari informasi yang dihimpun CNNIndonesia.com, beberapa pemerintah daerah yang telah mengeluarkan pernyataan tidak menahan meugang untuk menyambut Ramadhan tahun ini adalah Kabupaten Aceh Barat, Aceh Barat Daya, dan Kota Lhokseumawe. Alasan untuk area ini adalah untuk mencegah kerumunan orang di pasar dari mengantisipasi penularan virus korona.

Salah satu penjual daging di Pasar Lambaro, Aceh Besar, Safwa mengaku merasa bahwa tradisi Meugang tahun ini tidak seperti yang ia bayangkan. Biasanya, satu minggu menjelang Ramadhan, daging yang ia jual memiliki permintaan tinggi, sekarang tidak ada pembeli.

"Sekarang orang bahkan takut pergi ke pasar, takut korona," kata Safwan kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (18/4).

Terkait tradisi meugang, Gubernur Aceh Pelaksanatuas, Iriansyah, juga masih ragu untuk mengambil kebijakan tegas terkait kinerja tradisi jual beli daging dan daging. Namun, Nova memberikan angin segar bagi pedagang daging. Meugang tidak dilarang tetapi harus memenuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan mengenakan topeng.

"Saya kira Protokol yang sama, jangan lakukan meugang seperti biasanya," kata Nova Iriansyah.

Meskipun diadakan, katanya, pedagang dan pembeli harus benar-benar menjaga jarak dan menghindari keramaian.

"Ya sesuai protokol: jaga jarak, jarak fisik, dan jangan berkerumun," katanya.

Dari data Layanan Kesehatan Aceh yang diakses dari https://covid19.acehprov.go.id/, jumlah pasien korona positif di provinsi Serambi Makkah adalah 7 per 19 April 2020 pukul 15.00 WIB. Dari jumlah itu, empat dari mereka pulih dan 1 meninggal. Dan, jumlah pasien di bawah pengawasan mencapai 59.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, per 19 April 2020 ada tambahan satu pasien positif di Aceh dari hari sebelumnya 6.

Sejarah Meugang


Ketua Manuskrip Rumus Aceh, Tarmizi A Hamid, tidak menampik bahwa Makmeugang atau Meugang adalah tradisi yang telah dilakukan selama era kerajaan Aceh.

Katanya dulu, Sultan Aceh secara tradisional memerintahkan Qadi Mua'zzam Khazanah Silaturrahmi Hall untuk mengambil dirham, kain, kerbau dan sapi untuk disembelih pada hari meugang.

Semua itu kemudian melewati kepala desa masing-masing didistribusikan kepada orang miskin, keduanya, dan orang cacat masing-masing: daging, lima koin emas, dan enam hasta kain. Kebijakan tersebut termuat dalam Meukuta Alam Qanun Bab II pasal 47.

"Itu adalah cara Sultan untuk membantu rakyatnya yang hidup dalam kemiskinan, sehingga keduanya dapat menyambut Ramadhan dengan hati yang bahagia," kata Tarmizi.

"Referensi sejarah tentang tradisi meugang tetap ada di Kerajaan Aceh Darussalam, sebagaimana dinyatakan dalam Al Asyi Qanun," tambahnya.

Tradisi ini, lanjut Tarmizi, belum pernah langgeng sampai sekarang, karena masyarakat Aceh sangat kuat dalam melindunginya. Dalam catatannya, tradisi makmeugang ini telah dilestarikan sejak 400 tahun yang lalu di antara masyarakat Aceh.

Di sisi lain, meugang memberikan kesempatan kepada para dermawan untuk memberi sedekah kepada yang membutuhkan, miskin, miskin, dan lainnya agar mendapatkan hak yang sama dalam menyambut Ramadhan.

"Menyambut bulan suci Ramadhan di Aceh memang telah menjadi tradisi hal semacam itu, kegembiraan kedua kelompok sosial di masyarakat dan sesama keluarga, makan bersama dengan daging segar," kata Tarmizi, yang akrab disapa Midi Midi.

Karena itu, ia menekankan bahwa meugang adalah tradisi dan warisan budaya yang sangat unik dan kuat di Aceh, di mana pada hari itu status sosialnya dianggap sama.

sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200420100839-20-495153/meugang-tradisi-aceh-sambut-ramadan-yang-terancam-corona

Pesona 5 Aktor Senior Tampan Keturunan Aceh

$
0
0

Assalamualaikum rakan ban mandum, bicara tentang pria Sudah bukan rahasia kalau pria berdarah Aceh punya sejuta pesona. Raut wajah mereka yang lembut dan karakter mereka yang ramah memikat hati jutaan wanita. Berikut ini Fokus Aceh akan bahas 5 aktor hebat yang juga merupakan keturunan Aceh. Siapa saja ya?. 

5 Aktor tampan Berdarah Aceh



1. Teuku Ryan

Teuku Ryan merupakan aktor populer Indonesia yang punya darah Aceh. Doi lahir di Jakarta, 23 Oktober 1975. Teuku Ryan mengawali karier sebagai model.  Ryan mulai dikenal lewat sinetron Shangrilla dan Bella Vista 3. Namanya populer berkat perannya sebagai pria blo'on namun mulia Si Yoyo.

Teuku Ryan menikah dengan pemain sinetron Vira Yuniar pada tanggal 6 Maret 2004 dan dikaruniai 2 orang anak. Awal Juli 2009, Ryan digugat cerai dan sempat pisah ranjang. Namun karena masih cinta, mereka rujuk lagi tahun 2011.

2. Teuku Rassya





Teuku Rassya lahir di Jakarta 4 Februari 1999. Aktor dan penyanyi asal Indonesia ini merupakan anak pertama dari Teuku Rafly dan Tamara Bleszynski. Teuku Rassya tercatat sudah membintangi beberapa film, sinteron dan acara TV. Meskipun kedua orang tuanya bercerai di usianya yang masih belia, Teuku Rassya terbukti tegar dan tetap berprestasi. Doi juga akrab banget dengan ibu tiri dan saudara tiri dari pernikahan kedua orang tuanya lho.

3. Teuku Wisnu
Lahir di Jakarta, 4 Maret 1985, Teuku Wisnu merupakan pemain sinetron berdarah Aceh. Beberapa sinetron yang pernah dibintanginya adalah Cinta Fitri sebagai Farel. Di sinetron itulah aktor yang pernah menjadi finalis MTV VJ Hunt 2006 ini bertemu dengan wanita yang menjadi istrinya. Teuku Wisnu menikah dengan Shireen Sungkar pada 17 November 2013 dengan Adat Aceh. Mereka sekarang sudah dikaruniai 3 anak.

4. Teuku Zacky
Mak comblang Baim Wong dan Paula Verhoeven ini juga adalah keturunan Aceh. Pemilik nama asli Teuku Zacky Azwar ini lahir di Bandung, Jawa Barat, 23 Januari 1983.

Perkenalan Zacky dengan panggung hiburan dan modeling terjadi tahun 1999 ketika jalan-jalan di sebuah mal di Bandung. Waktu itu, wajah Zacky menarik perhatian seorang pencari bakat yang tengah mencari bibit baru. Setelah itu, Zacky terjun ke dunia sinetron dan film, termasuk diantaranya Tujuh Tanda Cinta, Cowok-Cowok Keren, dan Gengsi Gede-Gedean. Teuku Zacky pernah menjalin hubungan asmara dengan Peggy Melati Sukma. Hubungan mereka kandas setelah 4 tahun pacaran.

5. Tengku Firmansyah 
Tengku Firmansyah lahir di Bandung, 15 September 1977. Pria berdarah campuran Sunda dan Melayu ini merupakan bungsu dari 4 bersaudara dan anak laki satu-satunya dalam keluarga.Punya cita-cita menjadi pilot, Firman pernah belajar di sekolah penerbangan Phoenix Aviation School di Arizona, Amerika Serikat dan sekolah penerbangan PLP Curug, Jawa Barat. Kemenangannya sebagai Juara III Model Plus 96 mengubah jalan hidupnya menjadi seorang aktor.

Tengku Firmansyah menikah dengan Cindy Fatika Sari pada tanggal 11 Maret 1999 dan telah dikaruniai 3 orang anak. Doi sudah banyak membintangi sinetron, film dan FTV populer Tanah Air.

Itulah sedikitnya 5 aktor berdarah Aceh yang bikin hati meleleh. Selain aktor di atas, juga ada aktris populer yang berasal dari aceh lo. Insya Allah akan dibahas channel fokus aceh di episode mendatang ya. Dari beberapa aktor di atas mana nih paling kalian favoritkan ? Berikan komentarnya di bawah ya. 

Sekian informasi tentang 5 aktor berdarah Aceh versi fokusaceh.com, jangan lupa untuk like fanspage fokus aceh ya. terima kasih

5 Artis Muda dan Cantik Keturunan Aceh

$
0
0
Industri hiburan Tanah Air diisi oleh para artis yang berasal dari berbagai suku dan budaya. Salah satunya keturunan Aceh yang kerap diawali dengan nama Cut atau Teuku. Artis maupun aktor berdarah Aceh dikenal dengan mereka yang punya wajah cantik dan tampan. Tak heran kenapa 5 artis di berikut ini memiliki banyak penggemar. Lantas, siapa saja artis muda yang punya darah Aceh? Simak ulasan berikut. 

1. Beby Tsabina
Lahir di Aceh pada 27 Oktober 2002, Beby Tsabina memiliki nama asli Cut Putri Tsabina. Ia mengawali kariernya di hiburan Tanah Air pada 2015. Ia pertama terjun kedunia seni peran bermain dalam sinetron Alphabet serta sinetron Anak Menteng.
Beby Tsabina - fokusaceh.com
Nama Beby Tsabina mulai dikenal dan akhirnya mulai membintangi beberapa sinetron dan juga layar lebar.

2. Cut Syifa
Cut Syifa - fokusaceh.com
Cut Syifa juga mantan artis cilik. Ia mengawali karirnya pada usia tujuh tahun dan semakin populer di usia 14 tahun saat memerankan Maesaroh di sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. Banyak yang mengatakan Cut Syifa mirip dengan artis Korea. Bukan hanya cantik, namun artis yang datu ini juga pintar di bidang akademik. Terbukti, Cut Syifa berhasil lulus SMA dengan program akselerasi semasa SMA sehingga dapat menyelesaikan dalam waktu dua tahun.

3. Enzy Storia
Enzy Storia fokusaceh.com
Enzy Storia mulai naik daun pada 2011 melalui film Republik Twitter. Siapa jika sangka gadis berwajah blesteran ini ternyata memiliki darah Aceh. Faktanya, ibunya berasal dari Aceh dan ayahnya dari Polandia. Jelas saja paduan kecantikan dua negara terpampang nyata dari wajahnya, sentuhan antara Amerika dan Indonesia. 

4. Jessica Mila
Jessica mila - fokusaceh.com
Jessica Mila lahir di Langsa tanggal 3 August 1992. Jesssica Mila dikenal sebagai artis yang piawai dalam memerankan berbagai karakter dalam film maupun sinetron. Yang paling terkenal, sinetron fenomenal Ganteng-ganteng Srigala sukses membuat sosoknya dikenal sebagai Nayla. Gadis kelahiran Aceh ini terakhir sukses membuat film Imperfect disukai banyak kalangan karena akting sebagai Rara yang totalitas.

5. Cut Meyriska
Cut meyriska - fokusaceh.com
Siapa yang tidak kenal Cut Meyriska? Ia adalah mantan artis cilik yang terkenal dengan perannya yang antagonis. Ia tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik. Karirnya di dunia hiburan masih tetap dilakoni hingga dewasa. Kini dalam balutan hijab, ia terlihan semakin anggun dan teduh. Kecantikan khas wanita Aceh terpancar dari wajahnya. 
 
Itulah dia 5 artis cantik berdarah Aceh yang bikin para pria rebutan pingin nikahin. Selain daftar artis di atas, masih banyak artis populer yang berasal dari aceh lo. seerti cut mimiy, cut tary, Risty Tagor,  Nova Eliza dan lain sebagainya.  

Terima kasih telah mampir.

Memuliakan Tamu, Adat Orang Aceh Anjuran Rasulullah

$
0
0
Orang Aceh memang sangat terkenal dengan keramahan mereka dalam memuliakan tamunya (peumulia jamee). Jika bertandang ke Aceh tidak usah khawatir akan kelaparan dan tidak tersedianya tempat tidur. Semua itu bisa teratasi dengan sikap orang Aceh yang sangat baik di dalam memperlakukan tamunya.

Dan ternyata adat Peumulia Jamee yang sampai hari ini masih dijaga oleh orang Aceh dengan baik merupakan wujud ketaatan orang Aceh akan perintah Nabi Muhammad SAW dalam memperlakukan para tamunya.

Di dalam sebuah Hadits Rasulullah bersabda : ... barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tamunya  (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Salah satu cara yang paling lazim dilakukan oleh orang Aceh di dalam memuliakan tamunya adalah dengan cara menghidangkan makanan-makanan yang lezat di santap, gulee pliek ue misalnya yang akan menjadi menu andalan yang cuma ada di Aceh Serambi Mekkah.

Orang Aceh itu bahkan rela menyembelih ayam kesayangan mereka jika ada tamu yang datang.

Meski sehari-hari mereka cuma makan nasi aking dan garam tetapi ketika ada tamu yang datang orang Aceh akan Meh-moh (sibuk) mempersiapkan hidangan terbaik, bahkan mereka rela berhutang untuk membuat tamunya terasa begitu dimuliakan.

Kemudian untuk urusan tidur orang Aceh juga menyediakan fasilitas kelas wahid untuk si tamunya. Orang Aceh rela tidur di ruang tamu jika rumahnya hanya memiliki satu kamar saja, tamu tetap menjadi yang utama.

Jika hari-hari biasa untuk diri sendiri hanya menggunakan sprei  tikar Oen Seukeu (daun pandan), ketika tamu datang sprei khusus yang disediakan hanya untuk tamu yang tersimpan di lemari akan di keluarkan agar si tamu merasa nyaman dan nyenyak di dalam tidurnya.

Tidak cukup sampai disitu saja. Ketika tamu hendak pulang, orang Aceh kembali akan meh moh (sibuk) memberikan oleh-oleh kepada tamunya. Ada yang memetik buah-buahan yang ada di perkarangan rumahnya, ada yang menangkap ayam peliharaannya, ada yang memberi boeh Sunti (asam khas Aceh), dan bahkan ada yang bingung mau kasih apa sampai akhirnya memberi piring kaca agar dibawa pulang oleh tamunya.

Itulah adat orang Aceh di dalam memuliakan tamunya. Sehingga tidak heran setiap kaki yang sudah terpijak di Aceh akan merasa sulit untuk meninggalkannya. Semoga bermanfaat dan mari kita terus lestarikan adat Peumulia Jamee Perintah Nabi sehingga Aceh tidak kehilangan tamunya.

sumber : https://acehsatu.com/muliakan-tamu-atau-peumulia-jamee-adat-aceh-perintah-rasulullah-saw/

5 Tempat Wisata Rekomendasi di Banda Aceh

$
0
0
Assalamualaikum syedara loen, di blog fokus aceh kali ini kita akan membahas tentang 5 tempat wisata rekomendasi di banda aceh. Semoga aja postingan ini bisa menjadi inspirasi bagi kalian yang bingung mau jalan-jalan kemana di banda aceh. Simak baik-baik ya 

Lima tempat wisata rekomendasi di banda aceh:

1. Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh merupakan sebuah bangunan yang ditujukan untuk mengenang kedashyatan tsunami yang melanda Banda Aceh tahun 2004 silam. Mimin juga termasuk korbannya.


Bangunan yang didesain oleh Ridwan Kamil ini berada di Jalan Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Museum Tsunami Aceh ini menjadi salah satu wisata Banda Aceh yang paling banyak dikunjungi wisatawan lokal hingga mancanegara. 

Di Museum Tsunami Aceh ini kalian seakan akan bisa merasakan betapa mencekamnya suasana saat datang gelombang tsunami di area lorong tsunami. Suara gemuruh ombak dan percikan air seolah membuat siapapun sekejap merasakan suasana menjelang tsunami datang. Di ruang lain yang diberi nama Ruang Kenangan, wisatawan akan melihat setidaknya 26 monitor yang menayangkan foto-foto korban bencana tersebut. Area lain yang terdapat di Museum Tsunami Aceh adalah Sumur Doa, Lorong Cerobong, dan Jembatan Harapan. 

2. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Bauturrahman juga merupakan ikon utama kota Banda Aceh. Terletak di pusat kota Provinsi Aceh, masjid ini tak hanya tempat ibadah, masjid ini juga saksi perlawanan rakyat Aceh atas penjajahan dan masa-masa era kejayaan kesultanan Aceh. Masjid ini juga menjadi tempat warga menyelamatkan diri saat tsunami melanda kota itu pada Desember 2004.


Masjid Raya yang asli dibangun pada 1612 dan menjadi benteng pertempuran untuk masyarakat Aceh melawan Belanda. Masjid yang asli kemudian hancur dan kembali dibangun pada 1879.

Wisatawan bisa menghabiskan waktu dengan mempelajari sejarah Masjid Raya Baiturrahman, menikmati keindahan arsitektur atau berfoto di sekitar Masjid Raya Baiturrahman seluas empat hektare tersebut. Setelah direnovasi, halaman masjid kini dipasangi payung-payung elektrik berukuran raksasa. Bentuknya mirip seperti yang terpasang di Masjid Nabawi, Madinah. Payung tersebut berfungsi yang melindungi jemaah baik saat hujan maupun panas.

3. Kapal di atas rumah


Tak hanya Museum Tsunami Aceh, wisata kapal ikan di atas rumah ternyata juga menjadi salah satu wisata Kota Banda Aceh yang banyak didatangi wisatawan. Mayoritas wisatawan yang datang ke wisata Banda Aceh satu ini penasaran akan kisah sebuah kapal yang berhasil menyelamatkan 59 nyawa saat tsunami terjadi. Uniknya, gelombang besar yang menyeret kapal ini justru membuatnya tersangkut di atap salah satu rumah warga.

Wisata kapal ikan di atas rumah ini berada di Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Jika wisatawan merasa bingung maka bisa bertanya pada warga lokal lokasi Puskesmas Lampulo. Rumah kapal ikan ini berada berdekatan dengan Puskesmas ini. 

4. Museum Sejarah Aceh
Museum yang menyimpan sejarah tentang Tanah Rencong ini berada di Jalan Alauddin Mahmud Syah, Banda Aceh. Di dalam museum ini terdapat banyak koleksi benda-benda bersejarah dari masa lampau. Mulai dari pakaian tradisional, perkakas kuno, hingga perlataan pertanian masa lalu. Bahkan yang lebih unik lagi, di Museum Sejarah Aceh ini wisatawan bsia melihat manuskrip kuno, berbagai dokumentasi foto bersejarah dari masa silam, dan maket perubahan Masjid Baiturrahman dari masa ke masa.

Salah satu koleksi tertua di Museum Sejarah Aceh ini adalah lonceng yang memiliki usia sekitar 1400-an tahun. Masuk ke museum ini seperti kembali ke masa silam, di mana teknologi canggih sama sekali belum ada. 

5. Monumen Seulawah
Satu lagi wisata sejarah yang bisa dinikmati di Banda Aceh yaitu Monumen Seulawah. Monumen ini terletak di Kota Banda Aceh, tepatnya di Lapangan Blang Padang, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. 

Monumen Seulawah merupakan monumen replika Pesawat Seulawah RI 001, yakni pesawat pertama milik Indonesia. Sementara, pesawat yang asli ditempatkan di Taman Mini Indonesia Indah.

Pesawat jenis Dakota ini memiliki panjang sekitar 19,66 meter dan rentang sayap yang mencapai 28,96 meter dan menggandeng dua mesin berbobot 8,030 kg. Pesawat ini mampu mengudara dengan kecepatan maksimum 346 km per jam. Sumber dananya diperoleh dari sumbangan warga Aceh.....

Nah itulah guys 5 tempat wisata rekomendasi di banda aceh versi Fokusaceh.com . semoga bisa bermanfaat ya. sekian dulu postingan kali ini, sampai jumpa di artikel selanjutnya.

5 Sifat Umum Orang Aceh yang Paling Sering Ditemukan.

$
0
0
Mengenal 5 Watak Orang Aceh yang Paling Sering Ditemukan.

Assalamualaikum rakan ban mandum, kembali lagi di website fokus aceh. di artikel kali ini kita akan membahas tentang 5 Watak Orang Aceh yang Paling Sering Ditemukan. Sifat setiap orang memang berbeda-beda, namun dalam suatu kelompok luas akan tampak sifat spesifik yang terbentuk, seperti sifat masayarakat aceh yang akan kita bahas berikut ini. 


5 Watak Orang Aceh yang Paling Sering Ditemukan :

1. Religius.
Orang Aceh terkenal taat menjalankan agama dan mempertahankan syariat agamanya. Meski sama dengan sejumlah muslimin dan muslimah lainnya yang membedakannya adalah peranan pemerintah memberi jaminan dan mendukung melestarikan prinsip agama di wilayah Aceh.
Orang Aceh menjunjung tinggi kebebasan beragam ummat lainnya dan menghormati pemeluk agama lainnya selama saling menghormati. 

2. Temperamen.
Selain sisi religius yang tinggi, masyarakat Aceh juga dikenal sebagai etnis yang memiliki tingkat emosional (amarah) yang meluap-luap. Orang Aceh walau tidak seluruhnya ya, pada umumnya begitu sensitif dan Temperamen. Ada istilah siap 'membeli bila dijual.' Maksudnya, jika ada yang mencari ribut, maka mereka siap meladeni.  

3. Perhitungan.
Sekali lagi, tidak semuanya ya.. Bagi masyarakat Aceh Pidie dan sekitarnya, karakter masyarakat Aceh dikenal sebagai sosok yang perhitungan, khususnya jika menyangkut tentang 'uang'. Ini dipengaruhi oleh jiwa dagang orang Aceh yang menjadikannya mau tidak mau bersikap demikian agar memperoleh keuntungan dari hasil dagangannya. Banyak kalangan yang menafsirkan watak satu ini sebagai sifat 'hemat', namun tak jarang juga diklaim sebagai sifat 'pelit'.

4. Suka ngaret
Salah satu Sifat raja yg dimiliki raja adalah sering datang belakangan atau yang lebih afdal disebut ngaret. Acara atau janji yang sudah ditetapkan misalnya pukul 14:00 WIB, akan tetapi satu jam kemudian barulah terlihat batang hidungnya.
Kebiasaan ngaret sudah menjadi budaya masyarakat kita yang tidak baik tapi semakin dilestarikan bersama banyaknya variasi alasan yang bisa dipakai. Dari: OTW, macet dan baru ingat ternyata ada janji atau acara jam segitu. Ingat sekali lagi, tidaks semuanya ya..

5. Perantau.
Salah satu sifat unik orang Aceh yang tak kalah menarik adalah jiwa perantaunya yang tinggi. Orang Aceh khususnya Lhokseumawe dan Pidie akan merasa malu jika anaknya (khususnya lelaki) hanya berdiam diri di kampung tanpa pergi ke daerah lain untuk bekerja atau kuliah.
Sosok orang Aceh seperti ini sebelum merantau biasanya dibekali dengan tiga skill khusus, diantaranya pinter memasak, atau pandai menjahit, serta berdagang. Bila memiliki salah satu dari skill tersebut, maka orang tersebut dipercaya dapat bertahan baik dimasa perantauaannya.

itulah dia 5 watak orang aceh yang paling sering ditemukan, ingat ya artikel ini untuk hiburan semata, jika ada yang tidak sesuai jangan terlalu dimasukkan ke hati, geutanyo mandum mesyedara. 

So.. menurut kalian sifat apa lagi yang melekat erat pada orang aceh ? berikan pendapat kalian di kolom komentar ya. 

5 tarian tradisional Aceh yang paling terkenal

$
0
0
Ngomong-ngomong tentang provinsi tersebut ternyata ada 5 tarian tradisional Aceh yang paling terkenal lho, kerennya lagi… salah satu seni tarinya sudah diakui oleh UNESCO. Kok bisa ya? Penasaran kan? Yuk simak baik-baik videonya, tapi sebelum lanjut jangan lupa subscribe channel focus aceh dan berikan komentar positif kalian, karena dukungan dari kalian buat kami semangat terus untuk membuat konten2 tentang aceh. Terimakasih…

5 tarian tradisional Aceh yang paling terkenal :

1.Tari Saman
Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh ataupun Gayo. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa – peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada kenyataannya nama “Saman” diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman. 

Dalam tarian ini, semua penari bergerak dengan sangat kompak, gerakan yang dianggap klimaks dari semua gerakan adalah ketika penari-penari itu mengangkat tangannya ke langit, dan memegang tangan temannya. Saya fikir gerakan itu seperti ombak. Dimana sebagian penari menunduk, sebagian lagi seolah menegadah kebelakang, sebagian lagi mengangkat tangan.

Kostum yang digunakan dalam tari saman adalah kostum suku Gayo, dan dikendalikan oleh penari tengah. Tari saman tidak menggunakan alat musik lainnya, mereka memanfaatkan bunyi suara yang dihasilkan dari tepukan tangan. Pantas saja, tarian ini masuk ke daftar UNESCO. Dan sejak itulah, tari saman tidak diperbolehkan ditarikan oleh perempuan, kostum yang digunakan pun tidak sembarangan dan bahasa yang digunakan pun harus bahasa suku Gayo.

2.Tari Laweut
Tarian tradisional selanjutnya adalah tari laweut, kata ‘laweut’ berasal dari shalawat atau pujian pada Nabi Muhammad SAW. Tarian ini berasal dari Kab. Pidie, Aceh. Dulunya tarian ini disebut tari seudati.

Tarian ini, biasanya ditarikan oleh 8 orang wanita dan 1 penyanyi. Syair-syairnya yang dilantunkan berupa ayat-ayat Islam atau dakwahan. Gerakan dalam tarian ini, hampir sama dengan tari saman, bedanya mereka menarikan secara berdiri. Jika saya lihat tarian ini tampak sangat sepi. Karena tidak adanya iringan music.

3.Tari Tarek Pukat
Tari ini sangat unik karena menggambarkan akitifitas nelayan yang akan menangkap ikan. Sejarahnya tarian ini terinspirasi dari tradisi nelayan. Wajar saja, karena masyarakat Aceh saat itu sebagian besar profesinya adalah seorang nelayan.,Saat menangkap ikan, mereka bergotong royong membuat jala dan menangkap ikan bersama-sama, dan hasilnya pun akan dibagi kepada warga sekitar.

Tarian ini biasanya terdiri dari sekitar 7 orang penari wanita. Dengan kostum busana tradisional khas Aceh, mereka membawa seuntai jala dipinggangnya, hingga akhirnya, dengan gerakan ke kanan dan kekiri, masing-masing tali akan dikaitkan pada teman sebelahnya, lalu dilepas, dan dililitkan lagi, hingga pada endingnya tali itu akan berbentuk jala. Walau gerakannya seperti itu-itu saja, tetapi ada nilai seni yang terkandung didalamnya. Saat ini, tarian ini biasa diadakan di acara resmi, acara penyambutan dan perayaan tertentu. Makna dalam tarian ini singkatnya adalah kerja sama dan kebersamaan. Musiknya pun menggunakan alat musik tradisional.

4.Tari Ranup Lampuan
Tari Ranup Lampuan adalah salah satu tarian tradisional Aceh yang ditarikan oleh para wanita. Tarian ini biasanya ditarikan untuk penghormatan dan penyambutan tamu secara resmi. Ranup dalam bahasa Aceh yaitu Sirih, sedangkan Puan yaitu Tempat sirih khas Aceh. Ranup Lampuan bisa diartikan “Sirih dalam Puan”. Sirih ini nantinya akan diberikan kepada para tamu sebagai tanda penghormatan atas kedatangannya.

5.Tari Rapa’i Geleng
Tarian ini awalnya berasal dari Manggeng, salah satu daerah di Aceh Selatan. Dikembangkan oleh seorang anonim. Biasanya tarian ini dibawakan oleh laki-laki. Dari syairnya tarian ini bertujuan untuk menanamkan nilai moral pada masyarakat, dan pertama kali tarian ini dikembangkan berawal dari tahun 1965 dimana tarian ini menjadi sebuah sarana dakwah. Hingga akhirnya menarik minat para penonton. Biasanya syairnya di ambil dari lagu-lagu keagamaan. 

Geleng disini, mengartikan dibeberapa gerakan penari yang menggeleng-geleng kan kepalanya ke kanan dan kekiri. Gerakannya sangat berirama dan mengutamakan kekompakan. Kata ‘Rapai’ sendiri berasal dari alat musik yang mirip dengan gendang yang digunakan oleh penari. Sekarang dikenal sebagai sebutan ‘rebana’.


Itulah dia 5 tarian tradisional Aceh yang paling terkenal versi fokus aceh.com, Semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat untuk anda semua, terima kasih telah menonton, seperti biasa jangan lupa like,comment, share dan subscribe channel focus aceh serta nyalakan notifikasinya agar terus mendapatkan update channel ini. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

5 Pesantren Dayah Rekomendasi di Aceh Besar & Banda Aceh

$
0
0
Assalamualaikum rakan ban mandum, pue haba uroe nyo ? semoga geutanyoe mandum sabe lam rahmat Allah subhanahuwata'ala. Jadi guys di artikel Fokus aceh kali ini kita akan membahas tentang rekomendasi pesantren/dayah terpadu. kenapa ? soalnya dalam Beberapa tahun terakhir minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pesantren terpadu meningkat tajam. 

Pesantren Modern atau dayah terpadu ini mengkombinasikan antara dua kurikulum belajar, yaitu kurikulum belajar pesantren tradisional dan kurikulum madrasah umum di bawah naungan pemerintah. Berikut ini kami uraikan 5 Dayah terpadu/pesantren modern rekomendasi di Banda Aceh dan Aceh besar versi fokusaceh.com : 

1. Ruhul Islam Anak Bangsa di Aceh Besar

Dayah/pesantren Ruhul Islam Anak Bangsa didirikan oleh Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada tahun 1997. Ketua dewan pembina yayasan adalah Prof. Syamsuddin Mahmud yang saat itu menjabat sebagai gubernur Aceh. Dayah yang tentunya dilengkapi dengan asrama ini memadukan kurikulum madrasah, dayah tradisional serta tahfizh al quran di dalam pembelajarannya sehari-hari.

Sejak didirikan pada 1 Juli 1997  dayah ini telah menamatkan lebih 20 angkatan dengan jumlah alumni sudah mencapai 2 ribuan alumnus yang   tersebar di berbagai Perguruan Tinggi terkemuka di dalam negeri (UI, UGM, ITB, IPB, ITS) maupun di luar negeri (Mesir, Madinah, Sudan, Tunisia, Qatar, Maroko, Turki, Libya, Taiwan, Kanada, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Australia) sebagainya. Salah satu alumninya yang sudah berkontribusi di bidang dakwah yaitu Ust, Hanan At Taki yang saat ini sudah dikenal di seluruh Indonesia bahkan hingga ke luar negeri.

Begitu juga prestasi santri-santri dayah ini terbilang cukup banyak, di bidang Agama, kesenian, sains, olahraga dan sebagainya mulai dari tingkat regional hingga ke tingkat nasional.
Saat ini, dayah ini hanya tersedia untuk tingkat Aliyahnya saja, berbeda dengan kebanyakan dayah/pondok pesantren modern lainnya yang sudah ada dari semenjak tingkat Tsanawiyahnya.

2. Darul Ihsan di Aceh Besar
Dayah/pesantren Darul Ihsan yang bernaung di bawah yayasan darul ihsan Tgk. H. hasan Krueng Kalee, merupakan lanjutan dari pengembangan Dayah salafi Tgk. H. Hasan Krueng kalee yang pernah berkembang pada tahun 1910 s.d 1946. Setelah beliau wafat, berakhirlah lembaga pendidikan itu. Setelah 26 tahun kemudian, tepatnya tanggal 15 Muharam 1420 H/ 1 Mei 1999, Dayah Krueng kalee di pugar dan dibangun kembali atas prakarsa cucunya H. Waisul Qarani Aly As Su’udy yang berbentuk dayah terpadu.

Saat ini, dayah ini berfokus pada pengembangan bahasa dan pemahaman kutub yang sangat mendalam, sehingga kualitas para lulusannya patut diacungkan jempol. Jebolan dari dayah ini banyak yang melanjutkan pendidikan di luar negeri seperti mesir, sudan dan sebagainya, begitu juga ke beberapa kampus terkemuka di dalam negeri.  

3. Oemar Diyan Aceh Besar
Dayah/Pesantren Modern Tgk. Chik Oemar Diyan merupakan salah satu dayah terpadu di provinsi Aceh, bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Tgk. Chik Oemar Diyan, berlokasi di Desa Krueng Lamkareung Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Dayah ini diresmikan oleh Gubernur NAD pada tanggal 27 Oktober 1990.

Sejak berdiri pesantren ini sampai sekarang, sistem pendidikan dan kurikulum yang dipakai adalah sistem pendidikan terpadu yaitu perpaduan kurikulum pemerintah (Departemen Agama) dan kurikulum Pesantren yang berafiliasi ke Pondok Pesantren Gontor.

Visi dan missi Pesantren ini adalah membentuk manusia Indonesia yang berilmu, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT serta menghayati dan mengamalkan ajaran Islam.
Lulusan dari dayah ini telah banyak memberikan kontribusi untuk daerah, khususnya di bidang pendidikan. Saat ini mereka, para alumni dayah ini juga banyak tersebar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, bahkan tidak sedikit juga yang di luar negeri seperti Mesir, Madinah dan sebagainya.

4. Darul Ulum di Banda Aceh
Dayah Darul ‘Ulum Banda Aceh didirikan oleh Yayasan Pembangunan Umat Islam (YPUI) pada tanggal 01 Juni 1990 di atas areal komplek YPUI seluas ± 48.938 m3. Komplek dayah ini beralamat di Jalan Syiah Kuala Nomor 5 Kelurahan Keuramat Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh.

Ditetapkan nama Darul ‘Ulum mengandung harapan agar Komplek YPUI dapat menjadi lingkungan ilmu pengetahuan tempat lahirnya Generasi Penerus Islam yang berakhlak mulia, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berfikiran bebas dengan landasan Iman dan Taqwa. Dayah ini sangat berfokus pada pengembangan bahasa siswa-siswinya, begitu juga di bidang minat bakatnya seperti kaligrafi dan sebagainya. Selain itu, dayah ini juga sangat unggul di bidang sains nya sehingga tidak sedikit lulusannya yang melanjutkan pendidikan di universitas-universitas umum terbaik di dalam negeri.

5. Insan Qurani di Aceh Besar

Dayah/pesantren Insan Qurani berdiri pada tahun 2014 yang lalu. Meski terbilang cukup muda dari segi umurnya, namun dayah ini telah melahirkan beberapa lulusannya yang terbilang cukup membanggakan. Prestasi yang telah dicapai oleh para santrinya juga sangat banyak, baik di tingkat regional maupun nasional.

Saat ini para lulusan dayah ini telah tersebar di beberapa universitas di dalam negeri dan beberapa di luar negeri seperti di Mesir.

Itulah 5 rekomendasi pesantren terpadu di banda aceh dan aceh besar versi fokusaceh.com. Adapun dayah-dayah terpadu lainnya yang tidak disebutkan di atas juga masih banyak yang bagus, hanya saja karena keterbatasan informasi tidak dimasukkan ke daftar.

Semoga aja daftar ini dapat membantu para orang tua sebagai referensi dalam menentukan pendidikan anaknya kelak. terima kasih telah menonton, dan seperti biasa, jangan lupa subscribe channel Fokus Aceh dan jangan lupa nyalakan lonceng notifikasinya agar terus mendapatkan update channal ini. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

sumber : https://www.ceritabumi.com/dayah-pesantren-terbaik-aceh/

Mayam! Mahar Ala Aceh Yang Besarnya Bikin Laki-laki Pada Nunda Nikah

$
0
0
Berbicara soal daerah penghasil wanita cantik di Indonesia, Aceh jelas masuk dalam daftarnya. Memang bukan rahasia lagi kalau gadis-gadis serambi Mekkah ini cantiknya bikin kita berucap maa syaa Allah. Belum lagi di sana juga ada beberapa daerah yang dihuni oleh gadis-gadis cantik bermata biru. Hal ini makin melekatkan Aceh dengan image gadis cantik.  
Adalah sebuah keberuntungan besar nih bagi siapapun pria yang mendapatkan gadis-gadis Aceh. Bukan hanya karena cantiknya saja, tapi juga perilaku mereka yang juga sangat luar biasa. Mendekati gadis Aceh sendiri bisa dikatakan nggak susah, tapi lain cerita kalau mau mengawini mereka. Ya, butuh usaha yang besar banget nih untuk bisa menyanding wanita Aceh di pelaminan. Salah satunya adalah karena adanya Mayam. Mayam sendiri adalah serupa mahar yang nilainya luar biasa mahal. Ibaratnya bisa bikin rekening benar-benar jebol.

Mayam sendiri sifatnya wajib karena sudah menjadi tradisi. Jadi, kalau nggak ada Mayam, jangan harap bisa mengawini orang-orang Aceh. Lebih dalam soal Mayam, berikut adalah hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang mahar khas Aceh itu.

Sekilas Tentang Keunikan Mayam.
Nah gini sobat fokus Aceh, Istilah Mayam sendiri adalah merujuk kepada semacam takaran emas yang berlaku di masyarakat Aceh. Kalau dikonversikan dengan gram, satu Mayam diperkirakan bernilai sekitar 3,33 gram. Jadi, seumpama emas per gramnya dinilai sekarang berkisar Rp 920 ribu, maka satu Mayam adalah sekitar Rp 3 juta. WOW!

Lantaran Mayam adalah takaran emas, jadi nilainya pun nggak pasti. Tergantung nilai emas berapa, kalau harganya naik Mayam pun naik dan sebaliknya. Saat ini diperkirakan 1 Mayam hampir menyentuh angka dua juta rupiah.
 
Kehadiran Mayam dalam proses pengikatan hubungan antara wanita dan pria di Aceh adalah hal yang bisa dibilang wajib hukumnya. Mayam adalah semacam tradisi yang sakral dan nggak boleh ditinggalkan. Masih tentang Mayam, kira-kira berapa Mayam sih yang harus diberikan untuk bisa menikahi seorang gadis Aceh? Jawabannya sendiri nggak pasti dan tergantung dari banyak hal.

Biasanya sih, Mayam yang dibayarkan berkisar antara 3-30. Ada juga sih yang lebih dari 30 Mayam, tergantung dari kualitas gadis yang dinikahi. Tingginya Mayam sendiri seolah menjadi semacam takaran kualitas. Makin tinggi Mayamnya, maka semakin oke gadisnya. Tapi, ingat, Mayam ini bukanlah untuk membeli gadis, walaupun mungkin kesannya seperti itu.

Hal yang Menentukan Sedikit atau Banyaknya Mayam.
Nah gengs fokus Aceh..Salah satu hal yang jadi penentu tinggi rendahnya Mayam adalah kualitas wanitanya. Jadi, kalau yang akan dinikahi cantik luar biasa, kemudian berpendidikan tinggi, lalu lahir dari keturunan terpandang, dan sebagainya, maka Mayamnya akan makin melejit. Mungkin menyentuh angka 30 Mayam yang nilainya sekitar Rp 90 jutaan.

Dalam praktiknya Mayam juga ditentukan oleh orangtua yang bersangkutan. Jadi, mungkin ada semacam negoisasi berapa yang harus dibayarkan. Ketika sudah sepakat, maka ya itu nilai akhirnya.
Kadang Mahar Beda dengan Mayam

Mayam sering diasosiasikan sebagai maharnya perkawinan Aceh. Mungkin benar, tapi ternyata nggak selalu begitu. Kadang mahar dan Mayam itu berbeda dan harus dibayarkan masing-masing. Waduh, makin bikin rekening jebol tuh ya.

Mayam sendiri juga nggak selalu dibayarkan untuk pernikahan. Dalam acara pertunangan pun juga ada Mayamnya. Tapi bedanya kalau Mayam di pertunangan ini lebih sedikit. Mungkin sekitar 1-2 Mayam.

Makna di Balik Mahalnya Mayam
Mayam kesannya seolah memberatkan ya, tapi di balik tradisi ini sebenarnya ada banyak nilai yang diajarkan. Misalnya saja sebagai simbol dari kesungguhan si pria. Jadi, kalau si pria benar-benar cinta nih, pasti ia akan menyanggupi Mayamnya. Meskipun katakanlah si pria nggak kaya, tapi ia bakal berusaha mendapatkan itu. Dari situ benar-benar bisa dilihat usaha si pria dalam mendapatkan wanita yang dicintainya.

Nilai selanjutnya dari Mayam jelas adalah tentang value dari wanita Aceh sendiri. Ya, gadis Aceh itu bukan wanita murahan yang bisa dinikahi dengan mahar ecek-ecek. Untuk bisa menyandingnya, kita harus memberikan Mayam yang besar. Hal ini juga jadi semacam pecut bagi para pria untuk nggak main-main dalam hubungan pernikahan. Ingat, menikahi wanita Aceh itu mahal, maka jangan sampai disia-siakan.

Mayam sekilas memang sangat memberatkan, tapi ada nilai yang luar biasa di balik itu. Ya, hal tersebut tak lain adalah sebagai simbol kesungguhan si pria serta tingginya derajat wanita Aceh. Jadi, kesimpulannya adalah, kalau kamu punya pacar orang Aceh dan serius banget, maka siap-siap menabung yang banyak karena itu adalah jaminanmu untuk bisa menikah dengannya.

naah gimana guys, masih tertarik dan sanggup mengejar wanita aceh ? semangat yah. semoga para penonton fokus Aceh dimudahkan dalam semua urusannya termasuk dalam pernikahannya. Amiin.. 

begitulah penjelasan mengenai Tradisi Mahar Ala Aceh yang bikin para lelaki jadi nunda-nunda nikahnya. haha. Seperti biasa guys, jangan lupa berikan komentar positifnya di kolom komentar dan pastikan juga anda sudah like dan subscribe channel ini. terima kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

sumber : https://www.boombastis.com/tradisi-mahar-aceh/80532
Viewing all 127 articles
Browse latest View live